Rabu, Mei 25, 2011

::Damaikan dan tenangkan...::

Tit..tit..tit… ada mesej masuk..

“salam..mus, free xpetang ni..?

“knape?”..

“free x? nak ajak teman..rase tertekan ni…”..

“ok2..insyaAllah..kita g lepas asar ye..”

Em, apa lah tekanan sahabat ni ye.. ana masih di rumah.. siapkan kerja-kerja rumah ..
Sejurus selepas itu..

Tit..tit..tit.. mesej dari ‘pengarah’ satu aktiviti..

~mesej panggilan turun kemaskan dewan~..

“ya Allah…baru tadi berjanji dengan sahabat..mcmna ni…?

“mana yang lebih utama ni…sahabat tu ke.. ke turun ke dewan bersama-sama sahabat yang lain setup tempat…esoknya sudah program…

Tangan terus menekan keypad handfon… “kak, ramai tak yang turun petang ni..?em, sebenarnya saya ada janji dengan seseorang.. macam ni la.. kalau saya tak turun, saya hantar rumet je ke dewan,.. ke mcmna kak?..
“tak ramai..dlm 2-3 orang ja..akak pun p sekejap je ke dewan ni..nak siapkan makan-minum suami..rumah pun tak berkemas ni..kelam kabut sikit ni…” jawab beliau..
“em, tengoklah cmna kak..nnti saya bincang ng dia..”..mencari keutamaan dalam keadaan dua-dua penting.. pertama sahabat yang memerlukan kita..kedua gerakerja yang kekurangan jawatankuasa yang mana esoknya akan berjalannya program..selepas membuat pertimbangan..fikir dan fikir..

Akhirnya..

“***, maaf sangat2 tak dpt temankan ke kompleks petang ni..br je dpt msj K.***..kna kemaskan dewan utk program esok sebab xde orang…nnti kita g hari lain la ye..InsyaAllah..mg Allah tabahkn dn br ksabaran pd shbtku ini!...” mesej send…delivered..~ moga-moga sahabat memahami..di hati masih ada rasa serba salah sebab ‘berjanji’..namun, apakan daya kita..perancangan Allah semuanya..Cuma kita yang perlu uruskan berdasarkan keutamaan..:) insyaAllah, Dia permudahkan..yang penting berterus terang akan keadaan kita pada sahabat..

Tit..tit..

“oh, xpelah..nasib baik sy tak siap lagi ni..” Alhamdulillah…lega hati..

“ok, insyaAllah nnti sy temankan…”..

…lusanya..Alhamdulillah,Allah berikan ruang untuk bersama sahabat berjalan-jalan di kompleks sukan..:) kali pertama pusing kompleks ..sebelum ni hanya tengok bahagian balapan dan astaka sahaja.. bila dapat masuk dalam, rupanya tenang dan redup sangat suasana di ‘sebalik’ kompleks sukan ni..
Kami parking kereta..lepas tu jalan-jalan menyelusuri laluan jalan kaki yang berbumbungkan daun-daun pokok yang redup dan tenang..
Mata ternampak tanda ‘Jungle Trek’.. “ya Rabbi…obsess betul dengan jungle trekking ni.. pantang nampak hutan-hutan ni..teruja.. dulu-dulu sahabat tak sangka juga diri ini suka masuk hutan..muslimat yang nampak macam ‘takde kudrat’ ni..:) tapi masuk hutan tak bermakna kita perlu berlasak-lasak macam lelaki..cukuplah masuk hutan ‘mentadabbur’ alam..melihat sekeliling.. ‘sebagai hiburan diri..’ Alam ini adalah ‘hiburan’ untuk diri..

..Kami berdua terus jalan-jalan sambil mendengar berbual-bual..

Panduan urus tekanan dari bacaan lain…: (sikit-sikit berbau lahjah Indonesia..)

Helen Keler yang merupakan seorang penulis tuna netra dan aktivis politik Amerika memberikan benih-benih pikirannya dalam membahas masalah optimisme iaitu, menurutnya optimisme adalah keyakinan yang mengiring kamu untuk meraih prestasi. Tidak ada yang bisa kamu lakukan tanpa harapan dan keyakinan. Oleh sebab itu optimisme merupakan suatu bentuk sikap yang sangat perlu tertanam pada jiwa setiap muslim, sebab dengan adanya sikap optimis dalam relung jiwa seorang manusia pasti dapat menjadikan manusia lebih giat lagi beribadah pada Allah SWT dan lebih percaya diri untuk menuju kesuksesan dan kebahagian dunia dan akhirat. Sebaliknya jika manusia tidak mempunyai sifat optimis, maka dia akan terkekang dan terpenjara dalam kerangkeng pesimstis yang memonopoli jiwa manusia, sehingga melahirkan suatu sifat keputusasaan akan rahmat Allah SWT.

Optimisme adalah lawan kata dari putus asa. Putus asa timbul karena luputnya rahmat Allah dan tiada kemahuan hati untuk mencapainya. Sikap ini merupakan perbuatan durhaka. Sehubungan dengan hal ini, Allah telah berfirman : qs, Yusuf, 87. “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”

Sehubungan dengan ayat ini al-Qurtubi ( 1214 - 1273), seorang ahli tafsir mengomentari realiti tersebut dengan kalimat, ”Bahawa sesungguhnya orang mukmin itu selalu mengharapkan kelapangan dari Allah SWT, sedang orang kafir berputus asa saat dalam kesulitan. Ayat ini menunjukan bahawa putus asa dalam berharap sesuatu yang baik adalah dosa besar.” Di samping itu, putus asa dapat mengakibatkan munculnya angan-angan, khayalan, lamunan belaka dalam diri manusia. Pada akhirnya, dia akan menjadi malas atau tidak mahu memperjuangkan apa yang dia inginkan, maka dia akan menjadi orang yang benar-benar pailit (bangkrut) dunia dan akhirat. Sehubungan dengan ini Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa : 123, yang artinya, “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalsan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (http://alinaksi.blogspot.com/2011/03/kesehatan-mental-optimis.html)

..ana mengharapkan sahabat ini meneruskan kehidupan dalam keadaan tenang dan insyaAllah semoga beliau dapat kekuatan dari Allah Ta’ala diatas segala kesulitan hidup..

Allah berfirman : “Ketahuilah dengan berzikir kepada Allah, jiwa akan tenang” – ar-Ra’d 13:28~

Sahabat-sahabat, sama-samalah kita menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia..

Allah berfirman kepada malaikat-Nya:

"Pergilah kepada hamba-Ku. lalu timpakanlah bermacam-macam ujian kepadanya karena Aku mahu mendengar suaranya"
(Hadis Riwayat Thabarani yang bersumber dr Umamah r.a)

Dalam surah Al-Ankabut: ayat 2-3:

"Apakah manusia mengira bahawa mereka dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman. Sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka dan benar-benar Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui pula orang-orang yang dusta"

Dalam surah Al-Anbiya' : ayat 35:

"Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian dan kepada Kamilah kalian kembali"

Sabda Rasulullah :-

"Demi Allah, bukanlah kefakiran atau kemiskinan yang aku khuatirkan atas kalian, akan tetapi aku khuatirkan (kalau-kalau) kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelumang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelumang dan binasa pula."

( Hadis Riwayat Bukhari)

"Sesungguhnya bagi setiap umat ada ujian dan ujian bagi umatku ialah harta kekayaan."

(Hadis Riwayat Tirmidzi)


Hadis Rasulullah s.a.w berbunyi :-

"Tidak ada seorang Muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya melainkan dengan uijian itu dihapuskan Allah perbuatan buruknya dan digugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya."

(Hadis Muttafaq alaih)

Hadis Qudsi mengatakan:-

"Wahai anak Adam! padamu telah ada kecukupan, namun engkau masih mencari-cari apa yang nantinya akan menjadikan engkau melampaui batas.

Wahai anak Adam! engkau ini tidak puas dengan yang sedikit dan tidak kenyang dengan yang banyak.

Wahai anak Adam! apabila pagi-pagi jasadmu telah diberi sehat dan a'fiat, merasa aman dalam lingkungannya dan memiliki makanan untuk dimakan untuk hari itu, tidak perlu kau pedulikan lagi apa yang akan terjadi terhadap dunia."


Dalam Surah Ali-'Imran: ayat 14:

"Telah dihiaskan kepada manusia kecintaan pada hawa nafsu yang berupa wanita, anak-anak, berpikul-pikul harta benda berupa emas dan perak, kuda pilihan (kenderaan), binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, padahal Allah memiliki tempat kembali yang baik."


Dalam Surah Al-Zalzalah:ayat 10-11:-

"Dan diantara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah." Tetapi apabila mendapat gangguan dan rintangan dalam melaksanakan perintah Allah, dia menganggap gangguan (fitnah) itu seakan-akan siksaan dari Allah. Dan jika datang pertolongan dari Allah, mereka pasti berkata : "Sesungguhnya kami beserta kalian (kaum Muslimin)." Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada manusia? Dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang beriman, dan benar-benar pula mengetahui orang-orang yang munafik.


"(Tingkat berat ringannya ujian disesuaikan dengan kedudukan manusia itu sendiri). Orang yang sangat banyak mendapat ujian itu adalh para nabi, kemudian baru orang yang lebih dekat dengan darjatnya kepada mereka berurutan secara bertingkat. Orang diuji menurut tingkat keta'atan kepada Agamanya. Jika ia sangat kukuh kuat dalam Agamanya, sangat kuat pula ujian kepadanya dan jika lemah dalam Agamanya, diuji pula oleh Allah S.W.T sesuai dengan tingkat keta'atan kepada Agamanya. Demikianlah bala dan ujian itu sentiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan dimuka bumi tanpa ada dosa apa pun."

(Hadis Riwayat Tirmidzi)


Dengan itu hendaklah kita selalu berdoa setiap kali selesai solat :

***Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Menyayangi***


Wahai Musa! Jadilah engkau gudang kekayaan bagi fakir miskin, benteng pelindung bagi orang yang lemah, hujan nikmat bagi yang meminta perlindungan. Nescaya Aku akan menjadi teman dan kawanmu yang akrab dalam kesulitan, menjadi teman penghibur ketika engkau kesepian dan akan menjaga dan melindungimu siang dan malam.

(Hadis Riwayat Ibnu Najjah dr Anas r.a)

Tiada ulasan: